Pada usia sekitar 2 tahun atau yang biasa disebut fase “terrible two”, anak-anak mulai sering melakukan aksi tantrum. Menurut pakar tumbuh kembang, tantrum—mengamuk sambil menangis, menjerit, memukul, dan terkadang sambil bergulingan di lantai, terjadi karena keterbatasan kosakata dan kemampuan komunikasi anak. Moms bisa mengatasi tantrum pada batita dan balita dengan langkah berikut ini:
1. Tetap Tenang
Meski bingung dan kesal, tetaplah tenang saat menghadapi anak yang sedang tantrum. Balik berteriak dan memarahi si kecil seringkali justru membuat anak tambah frustasi dan melancarkan “serangan balik” yang lebih dahsyat. Inti dari menyikapi tantrum adalah melatih si kecil untuk belajar menenangkan diri sendiri. Kalau Moms tidak tenang, langkah selanjutnya akan berkurang efektivitasnya.
2. Cari Tahu Pemicunya
Cara mengatasi tantrum berbeda-beda, Moms, tergantung pemicunya. Ada tantrum yang terjadi karena anak mengantuk atau lapar, ada yang dilakukan sebagai bentuk protes, ada pula yang dilancarkan sebagai usaha untuk mendapatkan barang atau perhatian. Jika Moms tak bisa menerka, minta anak menenangkan diri dan menjelaskan maksudnya. Anda bisa bilang, “Ayo tarik napas dulu biar tenang. Bicara yang jelas ya, Nak. Kalau teriak-teriak, Mama tidak mengerti apa maksudnya.”

3. Sikapi Sesuai Penyebabnya
Jika tantrum terjadi karena anak kesal akan suatu hal—misalnya ketika mainannya rusak, cara terbaik mengatasinya adalah memeluk si kecil hingga ia tenang. Jika anak mengamuk karena lapar atau mengantuk, Anda bisa langsung mengajaknya tidur atau memberikan snack. Bila tantrum terjadi karena si kecil dilarang melakukan sesuatu, Moms mesti tenang menyikapinya. Tak perlu terus-terusan memberi penjelasan panjang lebar atas larangan tersebut dan cobalah alihkan perhatian anak dengan kegiatan atau mainan lain.
4. Tetap Konsisten
Lantas bagaimana bila anak tantrum karena tidak mau melakukan tugas, misalnya membuang kertas di tempat sampah atau membereskan mainan? Terkadang cara terbaik menyikapi tantrum adalah mengabaikannya hingga anak tenang sendiri, Moms. Setelah tenang, tetap minta si kecil melakukan tugasnya. Ini akan membuat anak belajar bahwa tantrum tidak bisa dijadikan senjata untuk mangkir dari tugas. Lakukan hal yang sama bila anak tantrum karena menuntut diberi sesuatu. Jika Moms menyerah dan memberikan apa yang diminta, ia akan belajar bahwa tantrum bisa digunakan untuk mendapatkan keinginannya.
5. Anak Tantrum di Tempat Umum
Tantrum yang dilakukan di tempat umum seperti sekolah dan pusat perbelanjaan juga perlu diberikan penanganan sama seperti ketika dilakukan di rumah, Moms. Jika anak menunjukkan perilaku destruktif seperti memukul atau merusak barang, bawa ia ke tempat yang sepi untuk menenangkan diri. Setelah tenang, ajak si kecil kembali melakukan aktivitas sebelumnya.
6. Cegah Sebelum Terjadi
Berbagai tips parenting menyatakan bahwa cara terbaik menangani tantrum adalah mencegahnya sebelum terjadi, Moms. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
– Terapkan rutinitas secara konsisten agar anak memahami apa yang diharapkan dari dirinya.
– Ajari si kecil mengungkapkan perasaan dengan kata-kata.
– Hindari situasi yang bisa memicu tantrum, seperti mengajak anak bepergian sebelum makan siang, membelikan mainan yang terlalu rumit, dan lain-lain.