Merasa sudah mencoba berbagai cara untuk mendisiplinkan anak tapi masih belum nampak hasilnya? Coba cek list ini, Moms. Siapa tahu ada yang Moms lakukan, dan justru berdampak anak menjadi susah disiplin.
Tidak konsisten. Marah lalu menyesal biasanya menjadi ‘penyakit’ ibu dalam mendisiplin anak. Anak-anak harus tahu Moms serius dengan ucapan Moms ketika memberi hukuman. Jika Moms sudah membuat perjanjian bila nilai anak buruk maka ia tidak boleh nonton YouTube selama sebulan, terapkanlah! Dengan begitu lain kali anak akan lebih takut mendapat nilai buruk karena tahu konsekuensinya.
Menunda hukuman. Jangan ucapkan, “tunggu sampai papa pulang!” Tapi langsung disiplinkan anak ketika bersikap buruk. Menunggu sampai ‘yang lebih berwenang’ hadir akan membuat wibawa dan respek anak kepada masing-masing orang tua juga berbeda kadarnya. Dampaknya, bisa-bisa anak hilang respek kepada yang menunda hukuman.
Melanggar kesepakatan. Ketika Moms mengatakan bahwa no game on school days, mean it. Jangan melanggar peraturan tersebut saat kepepet, contoh saat Moms sedang ingin menikmati acara TV favorit Moms membiarkan anak bermain games pada hari seolah agar mereka tidak mengganggu Moms.
Kalimat tanya. Anak sudah bisa berkata tidak. So, hindari bertanya, “Kamu sudah mau tidur?” tapi gunakan kalimat perintah, “Ayo, sudah saatnya untuk tidur.” Boleh juga dengan cara halus seperti memintanya memilih piyama yang ingin ia pakai.
Menakut-nakuti. Ini memang salah satu cara efektif untuk meminta anak menuruti kehendak Moms, tapi akan lebih baik mencoba berempati dengan mereka. Berikan diri Moms sebagai pembanding. Ketika anak-anak malas untuk mengerjakan PR, katakan, “Terkadang, mama juga malas memasak. Tapi mama melawan rasa malas demi kamu bisa makan makanan enak sepulang sekolah.”
Ngomel. Namanya juga ibu-ibu, lebih puas kalau ngomel panjang lebar ke anak. Tapi percaya, deh, Moms, kalimat pendek, berulang, dan menyertakan alasan logis lebih efektif untuk anak. Contoh: “Berhenti melompat-lompat, nanti kamu jatuh. Jatuh itu sakit.” Atau “Jemur handukmu supaya kering, sayang. Jemur handukmu supaya tidak berjamur, nak..”