Beberapa topik berikut adalah area sensitif pria yang rentan memicu pertengkaran dalam rumah tangga. Mesti pakai strategi khusus bila ingin membahasnya dengan suami nih, Moms!
Biasanya perempuan selalu dianggap sebagai pihak yang sensitif dan mudah terusik perasaannya. Tapi nyatanya, riset membuktikan bahwa pria ternyata lebih sensitif daripada perempuan terkait hal-hal yang berhubungan dengan emosi. Hanya saja, pria lebih pandai menyembunyikan perasaannya karena memang terlatih untuk menunjukkan sikap demikian sejak kecil. Karenanya, Moms perlu tahu beberapa topik pembicaraan yang merupakan area sensitif pria dan berisiko memicu pertengkaran rumah tangga apabila tidak dibicarakan secara ekstra hati-hati. Apa saja area sensitif pria tersebut?
1. Keluarga
Berhubung datang dari latar belakang dan pola asuh berbeda, wajar saja bila terkadang ada hal-hal yang tidak berjalan selaras antara Anda dan keluarga suami. Misalnya, mertua berkomentar kurang menyenangkan tentang penampilan Moms. Jika ini terjadi, tarik napas panjang dan sikapi dengan santai. Saat bercerita pada suami, ungkapkan saja fakta dan apa yang Anda rasakan. Hindari memfokuskan cerita pada betapa ceriwisnya mertua, karena itu bisa membuat suami bersikap defensif dan protektif terhadap keluarganya.
2. Teman-teman
Teman-teman, terutama sahabat dekat itu memiliki posisi hampir setara dengan saudara bagi pria. Sah-sah saja bila Moms tidak suka pada tingkah laku beberapa teman suami. Tapi, tak perlu sampai mencemooh dan meminta suami memutuskan hubungan pertemanan dengannya. Teman adalah refleksi diri seseorang, sehingga bila Moms menghina salah satu di antaranya, suami akan merasa bahwa Anda juga ikut menghina dirinya.
3. Performa di Ranjang
Merasa bahwa durasi foreplay kurang lama dan gaya bercinta pasangan cenderung monoton? Daripada menyindir kekurangannya, langsung saja ungkapkan hal-hal yang Anda ingin suami lakukan. Mencela performa pasangan di ranjang justru bisa membuat ia merasa tidak percaya diri dan berisiko memicu pertengkaran. Atau lebih buruk dari itu, kritikan dari Moms bisa membuat gairahnya menurun dan tidak terlalu berminat lagi pada hubungan intim. .

4. Isi Dompet
Area sensitif yang pantang diusik selanjutnya adalah isi dompet. Mengeluh tentang gaji suami sama saja dengan menabuh genderang perang dan menyulut api pada egonya. Ini serupa dengan mengatakan bahwa pasangan Anda kurang bisa diandalkan sebagai kepala keluarga. Jika ingin mengangkat topik tentang uang, fokuskan pembicaraan pada hal-hal yang bisa dilakukan untuk menambah penghasilan keluarga, bukan pada jumlah gaji suami yang (menurut Moms) kecil.
5. Pekerjaan
Isu tentang pekerjaan tidak melulu terkait dengan ranah finansial ya Moms. Meski suami bukan seorang pengacara terkenal atau pengusaha sukses, namun bukan berarti ia tidak bangga dengan profesinya. Kebanyakan pria mengaitkan pekerjaan dengan identitas dan jati diri. Jenis profesi yang dilakoni juga biasanya terkait dengan idealisme seseorang. Misalnya, meski ditawari gaji tinggi dari perusahaan multinasional, namun suami memilih menjadi ASN karena ingin membangun negara. Karena terkait dengan jati diri dan idealisme, tak heran bila suami bisa menjadi amat sensitif dan defensif bila area sensitif ini diungkit-ungkit.
Setelah mengetahui apa saja topik yang dianggap sensitif oleh pasangan, Anda bisa lebih berhati-hati jika ingin membicarakan topik tersebut di lain waktu. Semangat, Moms!
Sumber: